Kisah Dian Jaelani: Dari Tukang Dagang Asongan Hingga Ahli Patologi Tanaman di Belanda

PR CIAMIS – Kisah luar biasa seorang pemuda asal Ciamis yang kini menjadi ahli patologi tanaman di Belanda telah menginspirasi banyak orang. Lahir sebagai anak seorang petani miskin, perjalanan hidup Dian Jaelani membuktikan bahwa tak ada yang tidak mungkin, bahkan jika dimulai dari titik yang paling rendah sekalipun.

Pada tahun 1985, di sebuah desa terpencil di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, lahirlah seorang anak bernama Dian Jaelani. Dian adalah anak pertama dari enam bersaudara.

Dian merupakan dari pasangan Udung dan Riah, yang kehidupannya serba terbatas. Ayahnya, Udung, seorang petani serabutan yang mengandalkan ladang kecil miliknya, sering kali kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka.

Dari kecil, Dian sudah menyaksikan kerasnya kehidupan, namun tetap belajar untuk bersyukur atas apa yang dimilikinya.

Namun, kehidupan mereka berubah ketika Dian menginjakkan kaki di bangku sekolah dasar. Pendidikan yang seharusnya menjadi hak setiap anak justru terhambat oleh keterbatasan ekonomi.

Pada tahun 1996, saat berusia 11 tahun, Dian terpaksa berhenti sekolah di kelas 4 SD karena ayahnya tak mampu lagi membiayai pendidikan anak-anaknya. Meski demikian, Dian tidak menyerah.

Ia tak ingin menyerah pada kenyataan yang ada, dan memilih untuk merantau ke Jakarta demi mencari pekerjaan.

Di Ibu Kota Jakarta Dian Bekerja Sebagai Tukang Dagang Rokok Asongan

Dian tiba di Jakarta dengan penuh harapan dan tekad yang kuat. Di usia yang masih sangat muda, ia bekerja sebagai tukang dagang rokok asongan di pinggir jalan.

Setiap hari, Dian berjuang menghadapi kerasnya hidup di ibu kota. Meski menjadi seorang pedagang asongan, Dian tetap memiliki impian yang besar, meski tak tahu pasti bagaimana cara mencapainya.

Satu hari yang penuh kebetulan, Dian bertemu dengan seorang pria bule asal Belanda yang mengubah jalan hidupnya. Pria tersebut, yang kemudian diketahui bernama Van Den Fettee, datang menghampiri Dian yang sedang duduk di pinggir jalan dengan dagangannya.

Tanpa banyak bicara, pria itu meminta Dian untuk menjaga sebuah tas yang dibawanya. Tas tersebut berisi uang yang banyak, namun Van Den Fettee tidak menjelaskan apa-apa selain meminta Dian untuk tetap berada di tempat dan menjaga tas itu.

Meski Dian tahu bahwa tas itu mungkin berisi uang yang sangat banyak, ia tetap berpegang pada prinsip kejujuran dan tidak bergerak dari tempatnya. Selama sehari penuh, Dian menjaga tas tersebut tanpa meninggalkan tempat duduknya.

Ketika sore hari, Van Den Fettee kembali datang untuk mengambil tas tersebut. Ia terkejut dengan kejujuran Dian yang tidak tergoda untuk membuka tas meski tahu bahwa uang itu bisa mengubah hidupnya.

“Saya ingat betul bagaimana dia berkata kepada saya, ‘Nak, kamu sangat jujur. Aku sangat terkesan. Kamu tahu apa yang ada di dalam tas ini? Uang jutaan yang bisa mengubah hidupmu. Namun, karena kejujuranmu, aku akan membantu mengubah hidupmu,” kenang Dian, Jumat 24 Januari 2025.

Kehadiran Van Den Fettee dalam hidup Dian bukan hanya sekadar kebetulan. Pria asal Belanda itu mengajak Dian untuk pergi ke negaranya dan memberikan kesempatan untuk bersekolah.

Dian Melanjutkan Pendidikan di Negara Belanda dengan Bimbingan Van Den Fettee

 

Dengan bantuan Van Den Fettee, Dian berangkat menuju Belanda untuk melanjutkan pendidikannya. Meskipun merasa terkejut dan bingung, Dian tahu bahwa ini adalah kesempatan yang tidak datang dua kali.

Sesampainya di Belanda, hidup Dian berubah drastis. Ia masuk ke dalam sistem pendidikan Belanda yang terkenal dengan kualitasnya yang tinggi. Dengan bimbingan Van Den Fettee dan berbagai pihak lainnya, Dian mulai belajar dengan tekun.

Komentar