Festival Budaya Kampung Lebak 2025: Merayakan Kerukunan dan Kekayaan Budaya Lokal di Ciamis

“Kami berharap festival ini dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kekayaan budaya kita, serta menjadi ajang promosi budaya daerah hingga tingkat nasional dan internasional,” tuturnya.

Ketua pelaksana Festival Budaya Kampung Lebak, Bily Sutanto, dalam kesempatan yang sama juga menuturkan bahwa festival ini selalu dirindukan oleh warga setempat, mengingat acara serupa terakhir kali diadakan pada tahun 2023.

Tahun 2024, festival diselenggarakan di lokasi yang berbeda, namun pada tahun 2025, panitia berupaya kembali membawa acara ini ke Kampung Kerukunan yang menjadi simbol keharmonisan antar umat beragama di Ciamis.

Bily juga mengungkapkan bahwa tahun ini, festival menampilkan kolaborasi unik antara kesenian tradisional dan modern, seperti penampilan tarian jaipong, marawis, kosidahan, serta kolaborasi angklung dari Gereja Santo Paulus dan penampilan dari komunitas Sakola Motekar.

Meskipun barongsai yang tampil dalam festival ini berasal dari luar kota, Bily berharap ke depan akan ada lebih banyak partisipasi dari seniman lokal Ciamis.

“Melalui kegiatan ini, saya berharap kerukunan antar umat beragama dan budaya yang telah ada sejak dahulu dapat terus dilestarikan dan dijaga untuk anak cucu kita,” pesan Bily.

Festival tahun ini, menurut Bily, meskipun serupa dengan tahun sebelumnya, terasa lebih meriah karena melibatkan lebih banyak masyarakat yang berpartisipasi, baik sebagai penjual maupun pengunjung.

“Kami mengundang warga yang setiap hari berjualan makanan ringan untuk ikut serta. Di dalam acara ini, kami juga menyediakan sembako murah yang bisa dibeli dengan harga yang lebih terjangkau, namun bukan secara gratis,” ujarnya.

Acara Festival Budaya Kampung Lebak 2025 ini sukses menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antar elemen masyarakat untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal, sekaligus menguatkan rasa persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman yang ada.***

Komentar